PT. TURRIMA AGRO MASS

Jalan Raya Gemolong-Sragen Km 1, Kec. Gemolong, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

PT. TURRIMA AGRO MASS

Jalan Raya Gemolong-Sragen Km 1, Kec. Gemolong, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

PT. TURRIMA AGRO MASS

Jalan Raya Gemolong-Sragen Km 1, Kec. Gemolong, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

PT. TURRIMA AGRO MASS

Jalan Raya Gemolong-Sragen Km 1, Kec. Gemolong, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

PT. TURRIMA AGRO MASS

Jalan Raya Gemolong-Sragen Km 1, Kec. Gemolong, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

Jumat, 28 September 2012

UJI EFEKTIVITAS DEKOMPOSER

UJI EFEKTIVITAS DEKOMPOSER 
CV. PESANGGEM MITRA ABADI

I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011 bahwa uji efektivitas wajib dilakukan oleh setiap produk yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan pupuk hayati/dekomposer.Hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi konsumen terhadap pengaruh buruk yang mungkin timbul sebagai akibat dari penggunaan produk tersebut.
Pada pengujian dekomposer yang diproduksi oleh CV. Pesanggem Mitra Abadi (CV. PMA) dengan merek dagang A.O.A ini, dilakukan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Permentan  No. 70/Permentan/SR.140/10/2011. Pengujian efektivitas dilakukan dengan menggunakan bahan jerami sebagai bahan yang akan dikomposkan dan dosis penggunaan dekomposer A.O.A sebesar 4 liter/ton.
Jerami yang dipergunakan untuk pengujian dekomposer ini memiliki kadar air 73.37%, sehingga sebelum digunakan untuk pengujian harus dijemur terlebih dahulu hingga mencapai kadar air sebesar 45-50%. Kandungan karbon dari jerami yang dipergunakan dalam pengujian ini sebesar 91.35% dan kandungan nitrogennya sebesar 0.53%. Nilai nisbah C/N dari jerami ini sebesar 85.54 (C/N > 40), dimana kondisi ini memenuhi syarat sebagai bahan untuk pengujian efektivitas dekomposer.

1.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dekomposer A.O.A dalam mendekomposisi jerami.

II. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
2.1 Lokasi Pengujian
Pengujian efektivitas dekomposer dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM.
2.2 Waktu Pelaksanaan
Pengujian dilaksanakan mulai Maret hingga April 2012 meliputi : persiapan media pengomposan dan proses pengomposan.

III. Metodologi
Berikut ini adalah pelaksanaan uji lapangan untuk mengetahui efektivitas dekomposer dalam kemampuannya mendekomposisi jerami.

3.1 Perlakuan
Sesuai dengan Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011, beberapa perlakuan berikut ini dibuat untuk menguji efektivitas dekomposer :
a. Kontrol (K) tanpa penambahan dekomposer.
b. Perlakuan dengan penambahan dekomposer AOA dengan dosis 4 liter/ton bahan.

3.2 Tata laksana pengujian
Bahan kompos yang berupa jerami dipotong-potong sehingga berukuran pada kisaran 0.5-1 cm dan disusun dalam dimensi 1 x 1 x 1 m, yang kemudian pada perlakuan dekomposer, diinokulasikan dekomposer sesuai dengan dosis yaitu 4 liter/ton bahan dalam hal ini jerami. Kadar air diatur sedemikian rupa sehingga mencapai kisaran 45-50%. Kemudian tumpukan ditutup menggunakan plastik hitam. Setiap satu minggu sekali dilakukan pembalikan terhadap tumpukan kompos dan dilakukan pengecekan terhadap kadar air dan apabila kurang ditambahkan sehingga mencapai kondisi yang sesuai. Parameter pengamatan adalah temperatur, nisbah C/N dan pH.

IV. Hasil dan Pembahasan

Pengujian terhadap aktivitas dekomposer AOA dilakukan selama empat minggu pengujian. Hasil proses pengomposan yang dilakukan selama empat minggu disajikan pada gambar 1.



Gambar 1. Hasil akhir proses pengomposan selama empat minggu.
a. Kontrol, b. Perlakuan

          Hasil analisis terhadap nilai nisbah C/N dari proses pengomposan selama empat minggu disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis nisbah C/N selama pengomposan
Hari
Nilai nisbah C/N
Kontrol
AOA
0
85.54
50.01
7
56.71
43.23
14
51.31
31.43
21
39.54
35.11
28
33.41
28.04


Berdasarkan pada analisis nilai nisbah C/N, terlihat bahwa pada perlakuan terlihat penurunan nilai nisbah C/N yang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan kontrol. Penurunan nilai nisbah C/N pada perlakuan sudah terlihat pada hari ke-0. Hal tersebut mengindikasikan adanya unsur nitrogen dalam formulasi dekomposer.
Jika melihat dinamika perubahan temperatur selama proses pengomposan terlihat bahwaa antara kontrol dan perlakuan memberikan pola perubahan yang mirip. Namun pada perlakuan, kenaikan temperatur berlangsung relatif lebih cepat dan pada umunya memiliki temperatur yang lebih tinggi (Gambar 2). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada perlakuan terdapat aktivitas perompakan yang lebih tinggi.

Gambar 2. Dinamika perubahan temperatur selama pengomposan

Analisa terhadap perubahan pH selama pengomposan, menunjukkan bahwa pada awal pengomposan pH kompos berada pada kisaran nilai 7 baik pada kontrol maupun perlakuan. 

Kesimpulan dan Saran 
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Dekomposer AOA mampu meningkatkan laju penurunan nilai nisbah C/N jerami.
5.1.2 Nilai nisbah C/N perlakuan dengan dekomposer AOA pada minggu ke empat sebesar 28.04.

5.2 Saran
5.2.1 Agar memberikan hasil yang sama dengan pengujian ini, dekomposer AOA seyogyanya dipergunakan dengan dosis minimal 4 liter/ton.

DAFTAR ACUAN
Anonim. 2009. Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/2011.
Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.


Selasa, 18 September 2012

UJI EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI A.O.A




UJI EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI
CV PESANGGEM MITRA ABADI
A.O.A


I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Uji efektifitas pupuk hayati merupakan salah satu prosedur yang awajib dilaksanakan oleh setiap produsen pupuk hayati sebelum produk tersebut dapat dipasarkan.Hasil uji efektifitas merupakan ketentuan dari Kementerian Pertanian yang dimaksudkan untuk melindungi konsumen dalam hal ini petani dari pengaruh buruk akibat penggunaan pupuk hayati. Penilaian keefektifan pupuk hayati lebih ditekankan pada aspek teknis-agronomis.
 Dalam banyak hal dampak pemberian pupuk hayati yang ramah lingkungan bersifat jangka panjang dan nilai manfaat terhadap lingkungan tidak mudah terukur. Oleh karena itu penilaian terhadap keefektifan pupuk hayati memerlukan suatu kehati-hatian dan kecermatan.
Pada penelitian ini akan dilakukan uji efektivitas terhadap pupuk hayati cair yang diproduksi oleh CV. Pesanggem Mitra Abadi. Pengujian dilakukan dengan berdasarkan pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/2011.
1.2 Tujuan Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Pupuk Hayati Cair (PHC) A.O.A  dari CV. Pesanggem Mitra Abadi terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays) dan kangkung (Lpomoea Reptants).

II. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
2.1 Lokasi Pengujian
Pengujian efektifitas pupuk hayati cair dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM.
2.2 Waktu Pelaksanaan
Pengujian dilaksanakan mulai 21 Juni 2012 hingga 01 Agustus 2012, meliputi : persiapan media tanam, pembenihan, dan penanaman.
III. Metodologi
Berikut ini adalah pelaksanaan uji lapangan untuk mengetahui efektivitas pupuk hayati majemuk pada pertanaman jagung dan kangkung.
3.1 Perlakuan
Sesuai dengan Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011, beberapa perlakuan berikut ini dibuat untuk menguji efektivitas Pupuk Hayati Cair (PHC) A.O.A dari CV. Pesanggem Mitra Abadi :
a. N0P0        : Perlakuan tanpa pemupukan apapun
b. N1P0        : Perlakuan dengan pupuk anorganik normal (urea 150 kg/ha)
c. N0P1        : Perlakuan dengan PHC 30 L/ha
d. N0P2        : Perlakuan dengan PHC 150 L/ha
e. N0P3        : Perlakuan dengan PHC 700 L/ha
f. N1P1         : Perlakuan dengan pupuk urea 150 kg/ha dan PHC (30 L/ha)
g. N1P2        : Perlakuan dengan pupuk urea 150kg/ha dan PHC (150 L/ha)
h. N1P3        : Perlakuan dengan pupuk urea 150 kg/ha dan PHC (700 L/ha)

3.2 Lay Out Pengujian

Tanaman Jagung
N1P2
N0P2
N0P1
N0P3
N0P0
N1P0
N1P2
N1P2
N0P3
N1P1
N0P2
N0P0
N1P3
N1P0
N0P3
N1P0
N0P0
N0P1
N1P1
N1P3
N0P1
N1P1
N0P2
N1P3


Tanaman Kangkung
N0P1
N0P0
N0P2
N0P3
N1P3
N0P2
N0P1
N0P3
N0P2
N0P1
N1P2
N1P2
N1P0
N1P3
N1P0
N1P2
N1P1
N0P3
N0P0
N1P1
N1P3
N1P1
N1P0
N0P0

3.3 Tata Laksana Pengujian
a. Benih
Benih yang digunakan adalah jagung dan kangkung varietas lokal.
b. Persiapan Media Tanam
Tanah sebelum digunakan sebagai media tanam terlebih dahulu diayak untuk dibersihkan dari kotoran, kemudian ditimbang seberat 5 kg dan dimasukkan kedalam pot. Tanah yang telah dimasukkan dalam pot kemudian diberikan penambahan pupuk sesuai dengan perlakuan yang ada. tanah disiram hingga mencapai kapasitas lapang.
c. Penanaman
Untuk setiap pot ditanami sebanyak 5 biji tanaman kangkung atau jagung dan dibenamkan kedalam media tanam sedalam 5 cm. Setelah satu minggu dilakukan penjarangan hingga tersisa dua buah tanaman untuk masing-masing pot.
d. Pemeliharaan
Pengendalian gulma selama tanam dilakukan secara manual (dicabut) dari media tanam. Penyemprotan dengan pestisida Diazinon 600EC (dengan konsentrasi sesuai rekomendasi) dilakukan satu kali selam pengujian. Penyiraman dilakukan setiap 3-5 hari sekali selama pengujian.
e. Panen
Panen dilakukan pada akhir masa pengujian yaitu pada hari ke-30. Tanaman ini kemudian ditimbang berat kering trubusnya. Hasil pengukuran kemudian dirata-rata.
IV. Hasil dan Pembahasan
Keragaan tanaman (performance) tanaman jagung dan kangkung pada berbagai perlakuan dalam pengujian Pupuk Hayati Cair (PHC) A.O.A dari CV. Pesanggem Mitra Abadi seperti terlihat pada gambar 1.



Gambar 1. Keragaan tanaman jagung dan kangkung pada akhir masa pengujian (30 hari setelah tanam/HST). (a) Tanaman jagung dengan perlakuan berturut-turut dari kiri ke kanan N0P0, N0P1, N0P2, dan N0P3; (b) Tanaman jagung dengan perlakuan berturut-turut dari kiri ke kanan N1P0, N1P1, N1P2, dan N1P3; (c) Tanaman kangkung dengan perlakuan berturut-turut dari kiri ke kanan N0P0, N0P1, N0P2, dan N0P3; (d) Tanaman kangkung dengan perlakuan berturut-turut dari kiri ke kanan N1P0, N1P1, N1P2, dan N1P3.
Untuk mengetahui efektivitas pupuk hayati cair terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kangkung, pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap berat kering tanaman dan warna daun.
4.1 Efektivitas Pupuk Hayati Cair A.O.A
Berdasarkan pada hasil analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji Duncan terhadap berat kering trubus pada tanaman jagung dan kangkung, secara umum dapat dikatakan bahwa pupuk cair A.O.A dapat meningkatkan berat kering trubus pada kedua jenis tanaman (Tabel 1).
Pada tanaman jagung pengaruh tersebut terlihat pada perlakuan N0P1, sedangkan pada tanaman kangkung mulai terlihat pada perlakuan N0P2. Penambahan pupuk urea tidak memberikan sumbangan terhadap penambahan berat kering trubus tanaman baik jagung maupun kangkung.

Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam berat kering tanaman jagung dan kangkung pada berbagai perlakuan


Perlakuan
BK  Trubus Jagung
(gr)*⁾
% (+,-,BK)
BK Trubus Kangkung (gr)*⁾
% (+,-,BK)
N0P0
N0P1
N0P2
N0P3
N1P0
N1P1
N1P2
N1P3
4.74ac
6.61b
4.72ac
3.89c
5.64d
5.24da
6.50b
6.85b

39.50
-0.40
-17.91
19.12
10.75
37.29
44.70
1.60a
1.48a
2.13b
2.12b
2.69c
3.00d
1.80a
2.25b

-7.62
33.45
32.67
68.34
87.94
12.47
41.04

*) Huruf yang berbeda pada saatu kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada tingkat signifikansi α = 0.05; % (+,-BK) : Presentase kenaikan (+) atau penurunan (-) berat kering (BK) terhadap kontrol N0P0.

Penambahan berat kering trubus terbesar pada tanaman jagung adalah 44.70% yang terjadi pada perlakuan N1P3, sedangkan pada tanaman kangkung adalah 87.94% pada perlakuan N1P1. Namun demikian, pengaruh nyata dari penggunaan Pupuk Hayati Cair (PHC) A.O.A sudah tampak pada dosis penggunaan terendah.
4.2 Warna Daun
Analisis terhadap warna daun pada tanaman jagung dan kangkung menunjukkan hasil sebagai berikut : Untuk tanaman jagung warna daun berada pada kisaran 7.5GY (7/4-7/6). Sedangkan pada tanaman kangkung, warna daun berada pada kisaran 7.5GY(5/4-5/8). Kisaran-kisaran tersebut merupakan kisaran normal warna daun untuk masing-masing tanaman. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanaman-tanaman tersebut tidak menunjukkan adanya gejala kekahatan terhadap kebutuhan nutrisinya.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan :
Berdasarkan pada hasil pengujian efektivitas pupuk hayati cair A.O.A prooduksi CV. Pesanggem Mitra Abadi terhadap tanaman jagung dan kangkung dapat diambil kesimpulan bahwa Pupuk Hayati Cair A.O.A produksi CV. Pesanggem Mitra Abadi secara nyata dapat meningkatkan berat kering trubus tanaman jagung maupun kangkung.
5.2 Saran :
Berdasarkan pada hasil uji efektivitas, untuk memberikan hasil yang optimal maka A.O.A seyogyanya diaplikasikan pada dosis 30L/ha.

VI. Daftar Pustaka
Anonim. 1977. Munsell color charts for plant tissues. Kollmorgen Co. Baltimore. Maryland.
Anonim. 2011. Pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah Permentan nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011. Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.